http://www.indonesia-osaka.org/bidangs/melakukan-bisnis.htm
Melakukan Bisnis di Jepang
Salah satu kiat terpenting dalam memulai bisnis di Jepang adalah menetapkan satu sikap yang mempertimbangkan pola pikir jangka panjang para pengusaha Jepang, Tujuan utamanya adalah untuk membangun suatu kerangka kerja yang mantap sehingga akan mendukung terjadinya transaksi-transaksi bisnis yang berkelanjutan. Jadi bukan sekedar hubungan bisnis yang sifatnya sesaat atau jangka pendek, Sedang ketulusan dan komitmen akan merupakan landasan-landasan yang efektif yang perlu dimiliki oleh para pelaku bisnis manca negara.
I. Landasan Kerja
1. Riset Pasar
Sebelum mengambil keputusan memasuki pasar Jepang, sejumlah faktor harus dipertimbangkan secara matang. Terutama adalah melakukan studi kelayakan dan strategi bisnis yang menyeluruh, termasuk: (i) penelitian mengenai produk yang diminati masyarakat Jepang; (ii) analisa persaingan; serta (iii) pemilihan terhadap cara yang paling tepat untuk memasuki pasar Jepang.
2. Kesesuaian Produk
Produk harus sesuai dengan selera masyarakat Jepang (mutu, desain, warna, dsb), Walaupun produk tertentu mungkin nampak kebarat-baratan, namun banyak produk lainnya tetap berkarakter Jepang. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan yang fleksibel dalam pengembangan dan pemasaran suatu produk agar dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri budaya masyarakat Jepang.
3. Persaingan
Dewasa ini, pasar di Jepang terlalu terpusat pada kesadaran konsumen terhadap harga dan nilai barang, Meningkatnya permintaan terhadap harga yang murah telah memperburuk sistim distribusi dalam negeri yang tidak efisien yang telah lama menyebabkan kesulitan bagi para pengusaha asing, Selain itu, demi mencari harga yang murah, konsumen semakin menempatkan nilai uangnya untuk memperoleh keseimbangan antara harga dan mutu.
Dalam hubungan ini, deregulasi telah memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah ini yaitu dengan menghilangkan hambatan-hambatan terhadap persaingan. Pada tahun 1992, Undang-Undang tentang Usaha Eceran Berskala Besar telah direvisi untuk menyederhanakan proses pendirian pusat-pusat usaha eceran berskala besar di Jepang. Perubahan-perubahan ini telah membuat pasar Jepang lebih kompetitif dari sebelumnya dan perumusan suatu strategi untuk memasuki pasar Jepang harus didahului oleh analisa yang mendalam tentang pesaing-pesaing, termasuk analisa tentang (i) pangsa pasar, (ii) segmen pasar, (iii) pengembalian, marjin dan insentif lain untuk pedagang grosir atau pengecer, (iv) tingkat produksi, serta (v) kebijakan penentuan harga.
4. Metode Memasuki Pasar Jepang
Pemilihan metode untuk memasuki pasar Jepang adalah suatu keputusan jangka panjang yang tidak dapat dengan mudah dirubah sehingga oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam menjatuhkan pilihan dari sejumlah alternatif yang ada. Menentukan metode yang cocok sangat tergantung pada nilai investasi yang ditanamkan dalam membentuk satu posisi pasar yang diinginkan. Di antara sejumlah pilihan adalah:
Melakukan hubungan langsung dengan pengusaha eceran Jepang. Beberapa pengusaha eceran di Jepang telah mulai menggunakan metode ini, sekaligus memungkinkan mereka untuk memperoleh produk secara lebih hemat untuk dijual kembali kepada konsumen.
Katalog dan bentuk penjualan langsung lainnya. Konsumen dapat berbelanja melalui katalog atau iklan yang terdapat dalam majalah atau melalui internet. Perusahaan yang menanamkan modal di bidang ini menawarkan pelanggan pilihan pembayaran dengan kartu kredit.
Hubungan dengan manufaktur Jepang. Melakukan hubungan dengan manufaktur Jepang akan berarti menikmati jaringan distribusi dengan investasi yang minim. Sejumlah aspek seperti cakupan distribusi calon mitra bisnis, kesesuaian harga jual, staf, kebijakan harga, pangsa pasar, dan keuntungan, harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon mitra-usaha di Jepang.
Penggunaan agen impor atau pedagang grosir. Ini merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin memiliki hubungan langsung dan mandiri dengan pasar setempat.
Pembentukan Liaison Office (LO). LO memungkinkan perusahaan manca negara untuk secara langsung memantau kinerja mitra bisnis dan produknya di pasar Jepang dengan biaya yang minim.
Memiliki perusahaan penjualan sendiri. Walaupun memerlukan biaya dan waktu lebih banyak, mendirikan perusahaan lokal (local subsidiary) akan memberikan fleksibilitas dan kontrol pada semua tingkat operasinya. Sedang keberhasilannya akan sangat tergantung pada tingkat volume penjualan yang memadai terhadap biaya penempatan staf di Jepang.
II. Fasilitas Sumber Daya dan Jasa
Guna memperlancar upaya memasuki pasar Jepang, perusahaan manca negara dapat memanfaatkan tersedianya berbagai dukungan jasa. Perusahaan manca negara dimaksud dapat memperoleh informasi dan bantuan teknis untuk mendirikan kantor atau mengorganisasikan hal-hal penting lainnya dalam kegiatan operasional mereka.
1. Organisasi Publik dan Nirlaba
Terdapat sejumlah organisasi nirlaba di Jepang yang dapat membantu melakukan riset awal serta pengumpulan data/informasi tentang kondisi pasar di Jepang. Organisasi yang dimaksud adalah:
JETRO (Japan External Trade Organization)
Badan-badan Pemerintah (bidang ekonomi dan perdagangan)
KBRI-Tokyo dan KJRI-Osaka
Asosiasi Kerjasama Internasional
Asosiasi Perdagangan Luar Negeri
Asosiasi Pameran Dagang
Organisasi Promosi Dagang tingkat Daerah
Kamar Dagang dan Industri Jepang
Website Internet badan-badan pemerintah dan perusahaan
Sebagai tambahan informasi, jaringan dari pusat-pusat dukungan bisnis dijalankan oleh JETRO di Tokyo, Osaka, Nagoya, Yokohama, Kobe dan Fukuoka. Pusat-pusat ini menawarkan bantuan komprehensif kepada pengusaha manca negara di tahap awal kegiatan dalam kerangka mengembangkan pasar mereka di Jepang, dengan memberikan fasilitas kantor untuk sementara waktu. JETRO juga telah mendirikan Pameran Perumahan Import di delapan kota: di Sapporo, Sendai, Yokohama, Nagoya, Osaka, Kobe, Hiroshima dan Fukuoka, disamping mendirikan APusat Material Perumahan Impor@ di Tokyo dan Osaka, serta memiliki tiga showroom mobil impor di Tokyo, Osaka dan Nagoya yang dimaksudkan untuk memamerkan manufaktur kendaraan di negara lain, termasuk aksesoris dan barang-barang lainnya
2. Jasa Konsultan
Perusahaan konsultan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan saran bagi mereka yang ingin memahami pasar Jepang secara lebih mendalam dan menyeluruh. Salahsatu perkembangan di bidang ini adalah munculnya perusahaan-perusahaan lobby yang memiliki jalur dengan pemerintah Jepang, yang konon dapat menembus lingkaran birokratis.
Dalam memilih perusahaan konsultan perlu memertimbangkan hal-hal berikut: pengalaman yang dimiliki perusahaan tersebut mengenai pasar Jepang, tersedianya personil yang mampu berbahasa asing, serta cakupan operasionalnya. Di samping itu, perusahaan jasa konsultan dimaksud harus memiliki keahlian di bidang riset pasar, penelitian perencanaan produk, saran investasi, akuisisi dan pencarian mitra bisnis, analisa pesaing, konsultasi strategi, penamaan produk serta bahan-bahan promosi.
3. Jasa Terjemahan dan Interpretasi
Pertemuan-pertemuan bisnis di Jepang biasanya menggunakan tenaga penterjemah/interpreter. Walau sebagian besar perusahaan-perusahaan besar di Jepang memiliki staf yang lancar berbahasa Inggris, namun masih tetap yang terbaik adalah dengan menggunakan jasa penterjemah untuk menjamin bahwa perbedaan bahasa tidak akan menjadi halangan komunikasi.
4. Lain-Lain
Untuk mengatasi biaya awal yang masih tinggi di Jepang, beberapa perusahaan di Jepang menawarkan jasa inkubasi kepada perusahaan manca negara, antara lain penyediaan ruangan kantor dan jasa kesekretariatan. Perusahaan manca negara lainnya dapat juga menggunakan perusahaan telemarketing yang menyediakan fasilitas survey telepon, analisa data, operator, belanja melalui telepon, penjualan katalog dan penjualan langsung lainnya.
III. Memulai Kontak Bisnis
Salah satu langkah awal untuk memasuki pasar Jepang adalah menjalin hubungan dengan distributor atau pembeli yang potensial. Di Jepang, melalui satu surat atau telepon terkadang tidak cukup untuk mulai terjalinnya hubungan bisnis dan ini tidak berarti mereka kurang berminat. Dalam kaitan ini, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat keluarnya tanggapan dari mereka, yaitu:
Kurangnya kemampuan berbahasa asing. Sementara kebanyakan perusahaan-perusahaan besar memiliki sumber daya yang mampu menjalankan bisnis dalam bahasa lain di luar bahasa Jepang, rata-rata perusahaan kecil dan menengah tidak terbiasa berkomunikasi secara langsung dengan perusahaan asing dan mungkin tidak mempunyai akses ke dalam bahasa asing. Pelaku bisnis manca negara harus siap, jika diperlukan, untuk berkomunikasi atau menggunakan interpreter bahasa Jepang.
Kurang mengenal produk anda. Memiliki nama besar dalam pasar di negara lain bukan jaminan bahwa perusahaan atau produk anda akan menikmati reputasi yang sama di Jepang.
Kurangnya informasi. Memberikan komitmen untuk bernegosiasi dengan perusahaan manca negara merupakan langkah besar bagi perusahaan-perusahaan di Jepang. Oleh karena itu memberikan laporan tahunan, brosur perusahaan dan data lainnya tentang perusahaan anda akan banyak membantu.
Proses pembuatan keputusan yang rumit. Waktu yang diperlukan oleh perusahaan Jepang dalam merumuskan suatu tanggapan terhadap kontak bisnis awal dapat mengganggu kelancaran komunikasi.
Kecenderungan untuk kontak langsung. Perusahaan Jepang kurang menyukai pembahasan masalah penting melalui telepon atau korespondensi. Mereka lebih senang komunikasi langsung atau tatap muka.
1. Kesabaran Bernilai Tinggi
Salahsatu penyebab frustrasi perusahaan manca negara yang mencoba berbisnis di Jepang adalah ketidak-mampuan mereka untuk memahami lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan Jepang dalam memformulasikan tanggapan atas sebuah proposal bisnis. Tergantung dari pentingnya permasalahan, rangkaian negosiasi dapat berlangsung berbulan-bulan. Untuk mencegah kemungkinan mengendurnya semangat, pelaku bisnis manca negara perlu memahami adanya ciri-ciri khusus dalam organisasi perusahaan di Jepang pada umumnya, yang bertanggungjawab atas lambannya suatu proses pengambilan keputusan.
2. Pembuatan Konsensus dan Sistem Ringi
Ringi adalah sejumlah langkah prosedural yang harus ditempuh dalam mencapai konsensus yang seringkali harus melalui serangkaian perundingan yang kompleks, karena banyaknya pendapat yang perlu dipertimbangkan. Pertama-tama, proposals diedarkan kepada pihak-pihak yang berminat, pada tingkat seksi, divisi dan perusahaan. Kemudian diteruskan dengan pembahasan yang menyeluruh dan terinci dari usulan ini guna mencapai konsensus dalam batas waktu yang wajar. Keputusan yang dicapai secara bersama ini akan jauh lebih mudah diimplementasikan bila dibanding dengan keputusan yang dibuat oleh seorang presiden direktur sendiri atau para pimpinan perusahaan tersebut.
3. Pangkat dan Jabatan
Struktur organisasi dan sistim kepangkatan di Jepang pada umumnya berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Senioritas masih tetap menjadi dasar bagi sebagian besar hirarki perusahaan di Jepang. Sejalan dengan itu, status seseorang di dalam suatu perusahaan terkait erat dengan usianya, dengan gelar di Jepang sebagai faktor penentu jabatan dan fungsi seseorang.
4. Struktur Organisasi
Pada saat melakukan pendekatan kepada suatu perusahaan Jepang, terjadinya pertemuan dengan seorang pimpinan tertinggi perusahaan tersebut tidak selalu akan berarti bahwa suatu hubungan bisnis telah terjalin. Di samping pembinaan hubungan dengan pimpinan tertinggi dari sutau perusahaan, penjalinan hubungan dengan staf menengah juga tidak kalah pentingnya, mengingat peran vital mereka dalam proses pengambilan keputusan. Walau demikian, pertemuan dengan para anggota manajeman puncak pada saat yang tepat adalah sangat penting mengingat keputusan-keputusan akhir seringkali berada di tangannya.
IV. Optimalisasi Kontak Melalui Hubungan Pribadi
Memperkenalkan diri merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam lingkungan bisnis di Jepang. Oleh karena itu, terhadap pengusaha-pengusaha Jepang yang menilai tinggi hubungan pribadi dapat digunakan oleh perusahaan manca negara untuk memperlancar upaya-upaya menembus pasar Jepang. Juga suatu perkenalan melalui seseorang yang terkenal atau yang berstatus tinggi, secara pribadi maupun melalui jalur resmi, dapat bermanfaat
1. Memperkenalkan Diri
Topik pembicaraan pada saat perkenalan biasanya menyangkut penjelasan tentang perusahaan anda, jabatan anda dalam perusahaan, serta masalah bisnis yang ingin anda bicarakan.
2. Aisatsu
Walaupun perundingan detil pada umumnya dapat ditangani oleh wakil perusahaan di Jepang. Tetapi, untuk perundingan-perundingan yang sifatnya sangat penting sebaiknya presiden atau salahsatu pimpinan perusahaan sendiri yang menjalin kontak awal dengan mitra bisnisnya di Jepang. Bahasa Jepang untuk prosedur seperti ini disebut aisatsu yang artinya salam (greetings). Aisatsu berfungi sebagai pemecah kekakuan yang memungkinkan perusahaan anda dikenal, walaupun cara ini tidak diperlukan untuk kegiatan-kegiatan seperti ekspor dalam jumlah kecil dari sebuah perusahaan dagang.
V. Perbedaan Praktek Bisnis
Menyesuaikan diri dengan praktek-praktek bisnis di Jepang serta mengupayakan menerapkan kebiasaan-kebiasaan dapat dipastikan akan memperbesar peluang anda dalam memasuki pasar Jepang. Memberikan kesan yang menyenangkan kepada calon mitra bisnis, dengan menerapkan praktek-praktek tadi, akan memperlihatkan keseriusan anda terhadap pasar Jepang. Sudah tentu akal sehat harus selalu mendasari para pengusaha manca negara dalam mempraktekkan kebiasaan-kebiasaan bisnis orang Jepang dimaksud. Penilaian yang tepat sebaiknya dilakukan untuk menghindari situasi yang memalukan, yang mungkin terjadi sebagai akibat dari perbedaan etika bisnis.
1. Kartu Bisnis
Kartu bisnis memegang peran penting dalam melakukan bisnis di Jepang dan saling tukar kartu bisnis merupakan bagian tak terpisahkan dalam etika bisnis di Jepang. Orang asing agar selalu menyiapkan kartu bisnis berbahasa Jepang di satu sisi dan bahasa lain (Inggris) di sisi lainnya.
Pada saat menerima kartu bisnis, sudah merupakan kebiasaan untuk segera membalas memberikan kartu bisnis anda, karena kalau tidak dapat berarti bahwa anda tidak berminat untuk menjalin hubungan bisnis di masa dating. Kartu bisnis harus diberikan dan diterima dengan kedua tangan, dimana ketika memberikan kartu anda, nama anda harus dalam posisi terbaca oleh si penerima dan pada sisi yang dalam bahasa Jepang. Pada meja pertemuan, kartu bisnis agar diletakkan di depan anda selama pertemuan berlangsung. Langsung memasukkan kartu bisnis ke dalam kantung sebelum dimulainya pembicaraan bisnis akan memberikan kesan tidak sopan.
2. AYa Tidak Selalu Berarti AYa
Arti Aya dan tidak dalam bahasa Jepang agak berbeda dengan arti dalam bahasa asing lainnya. Persamaan dari kata Aya dalam bahasa Jepang adalah Ahai yang tidak selalu berarti
suatu persetujuan, tapi hanya sekedar konfirmasi bahwa apa yang anda katakan sudah didengar dan dimengerti.
3. Membungkuk
Membungkuk masih merupakan cara formal yang paling lazim berlaku untuk mengekspresikan salam, terimakasih atau permintaan maaf kepada orang lain. Namun demikian, pada saat bertemu pengusaha manca negara, orang Jepang seringkali berjabat tangan atau kombinasi antara membungkuk dan jabat tangan. Banyak pengusaha manca negara tidak tahu pasti apakah harus membungkuk atau berjabat tangan. Dalam situasi seperti ini, yang paling aman adalah menunggu sampai mitra bisnis Jepang anda memulainya dan kita tinggal mengikuti.
4. Pakaian
Pakaian pengusaha Jepang umumnya setelan jas warna gelap atau biru tua. Walaupun demikian, apa yang dianggap sebagai pakaian bisnis yang lazim di negara-negara industri maju biasanya juga dianggap baik di Jepang. Di perusahaan-perusahaan Jepang akan dinilai tidak pantas bila gaya berpakaian atau berhias pegawai atau staf memberi kesan Apamer kekayaan, karena dikhawatirkan dapat mengganggu keharmonisan lingkungan kerja. Merupakan pemandangan biasa di sejumlah perusahaan, semua pegawai termasuk menejemen puncaknya mengenakan seragam perusahaan demi keselarasan.
VI. Memelihara Hubungan Bisnis
Setelah penjualan produk diputuskan, sarana distribusi dan konsumennya diketahui, maka perhatian kita selanjutnya perlu dipusatkan pada masalah bagaimana menjaga hubungan bisnis yang sudah terjalin. Kiranya penting diketahui oleh para pengusaha Indonesia bahwa perusahaan terkemuka di Jepangpun akan terus berupaya untuk memelihara hubungan bisnis yang sudah terjalin.
VII. Kebiasaan Praktek Bisnis di Jepang
1. Perbedaan Dalam Transaksi Bisnis
Walaupun format dan metode transaksi bisnis di Jepang dapat dikatakan serupa dengan negara-negara lainnya, namun kemiripan ini mungkin hanya pada permukaannya saja. Oleh karena itu, perlu kiranya diingat bahwa hubungan dengan mitra bisnis merupakan faktor yang amat penting bagi para pengusaha Jepang. Di samping itu, tingkat kedekatan dan adanya kesamaan tertentu merupakan aspek menentukan dalam hubungan bisnis di Jepang.
2. Kontrak
Kontrak merupakan bentuk kesepakatan standar antara pengusaha Jepang dengan mitra bisnis manca negara, dimana detil dari konsep kontrak harus diperiksa oleh ahli hukum. Karena masyarakat Jepang pada umumnya enggan untuk berurusan dengan pengadilan, maka perlindungan atas produk sebagai suatu konsep hukum berjalan sangat lambat.
VIII. Promosi dan Teknik Penjualan
Seseorang harus mengenali jenis dan metode promosi penjualan di Jepang yang mencerminkan struktur dari sistem eceran dan distribusi secara nasional.
1. Peran Pedagang Grosir
Jika anda mempunyai produk yang dapat dijual oleh toko-toko eceran yang cakupannya luas, seperti supermarket, department store dan toko-toko di lingkungan tempat tinggal, sebaiknya anda menggunakan perusahaan grosir. Mengingat pentingnya keberadaan pedagang grosir di Jepang, maka anda perlu memperhatikan cara-cara perusahaan pesaing memberikan kompensasi kepada para pedagang grosirnya sewaktu melakukan promosi penjualan, karena memberikan insentif kepada para pedagang grosir adalah penting.
Dalam promosi penjualan, bentuk yang paling umum bagi para pedagang grosir adalah diberikan marjin dan potongan harga. Untuk itu, anda harus melihat marjin yang diberikan pesaing di dalam dan di luar negeri. Untuk potongan harga, jumlahnya tergantung pada jenis produk dan ini berkisar mulai dari 5%.
2. Fungsi Perwakilan Perusahaan (Manufacturer)
Perwakilan perusahaan mempunyai peran langsung dalam sistem distribusi di Jepang dan mempunyai fungsi utama untuk menjalin hubungan pribadi antara produsen, pengecer dan pedagang grosir.
Kegiatan utama perwakilan perusahaan adalah mengumpulkan informasi, meyakinkan pengecer dan pedagang grosir akan kepentingan produsen, serta menyediakan jasa pendukung termasuk bantuan di bidang akuntansi dan perdagangan.
Selain itu, perwakilan perusahaan bertugas memberikan kepastian kepada produsen mengenai volume penjualan pada tingkat konsumen dan ratio nilai perolehan bagi produk termaksud. Karena kedatangan produk umumnya didasarkan pada jumlah pengapalan, maka perwakilan perusahaan meminta pendapat pengecer dan grosir mengenai produknya serta menentukan tingkat penjualan produk tersebut di pasaran.
Perwakilan perusahaan juga menyediakan bantuan kepada pengecer dan grosir pada waktu meluncurkan produk baru, menyediakan toko di lingkungan tempat tinggal, memberikan saran dalam pengisian formulir pemesanan, membersihkan atau menata kembali toko serta membicarakan cara-cara untuk memperluas usahanya.
3. Jenis-Jenis Promosi Penjualan
Hubungan yang erat dengan pedagang grosir dan konsumen adalah penting untuk memastikan efektifitas yang maksimum dalam berpromosi. Perhatian terhadap konsumen dapat dilihat dari berbagai jenis insentif yang diberikan oleh produsen.
Diantara teknik-teknik promosi yang populer, misalnya mengundang ke tempat peristirahatan atau tiket gratis untuk melihat pertunjukan teater atau hiburan-hiburan lainnya. Tanda mata atau hadiah yang diberikan pada waktu yang tepat akan merupakan ungkapan komitmen produsen kepada pedagang grosir dan ini sama pentingnya dengan pemberian potongan harga dan marjin. Orang Jepang mempunyai dua musim pemberian hadiah, yaitu pada akhir Juni/awal Juli disebut ochugen dan pada bulan Desember disebut oseibo. Bingkisan pada umumnya berupa kue-kue kering/coklat atau jenis makanan lainnya, dan bingkisan ini biasanya dikirim oleh toko dimana bingkisan ini dibeli.
Promosi di dalam toko (in-store) adalah cukup lazim, dimana perusahaan menjual produknya ke departemen store yang mensyaratkan perusahaan ini menugaskan bagian penjualannya untuk membatasi tingkat penjualan yang seminim mungkin. Staf penjualan diadakan untuk memamerkan produknya dan menjelaskan kepada masyarakat tentang manfaat produk tersebut. Namun beberapa departemen store lebih menekankan untuk menjual produk perusahaannya sendiri daripada menyewakan ruangannya kepada produsen dan distributor.
Di samping diadakan di dalam toko, promosi sering diadakan di tempat-tempat pameran lainnya seperti trade fair, exhibition, dsb.
IX. Aspek Sosial Tempat Kerja
Sistem ketenagakerjaan di Jepang, termasuk masa kerja seumur hidup, promosi yang berdasarkan senioritas dan kenaikan upah tahunan, telah mengalami perubahan besar walaupun dalam beberapa hal masih tetap.
1. Praktek Ketenagakerjaan
Dari sudut pandang para majikan di Jepang, saat ini dirasakan semakin sulit untuk menjamin kesejahteraan seumur hidup kepada setiap karyawan dengan sekaligus tetap kompetitif dalam pasar global. Insentif untuk PHK dan percepatan pensiun telah diterapkan oleh beberapa perusahaan besar sebagai jalan keluar untuk menekan pengeluaran biaya personil. Banyak pengamat percaya bahwa sistem masa kerja seumur hidup harus dievaluasi kembali dan jika perlu dimodifikasi atau dihapus.
Walau demikian, kebanyakan majikan pada perusahaan besar di Jepang masih mempekerjakan kaum generalist dari kampus, SMA dan sekolah kejuruan. Satu hal yang perlu dicatat mengenai pendidikan dan pelatihan karyawan di Jepang adalah melalui rotasi kerja yang memungkinkan berkembangnya kaum generalist dengan dasar keterampilan dan pengetahuan umum yang dimiliki. Pendidikan karyawan ditingkatkan dengan pelatihan khusus melalui program di perusahaannya.
2. Struktur Upah
Perusahaan-perusahaan Jepang secara tradisional tetap mempertahankan sistim kompensasi upah yang terkait dengan promosi berdasarkan senioritas. Bagaimanapun, desakan untuk menjadi lebih kompetitif beberapa bagian telah mulai menerapkan sistem kompensasi berdasarkan kinerja.
Kebanyakan perusahaan Jepang memberikan bonus dua kali setahun, yaitu bonus musim panas di bulan Juli dan bonus musim dingin di bulan Desember, besarnya berkisar antara satu bulan sampai enam bulan gaji. Ini semua merupakan bagian dari satu paket kesejahteraan karyawan. Upah pokok biasanya disesuaikan setiap tahun pada saat musim semi, tapi pada saat terjadi kesulitan keuangan, bonus bisa saja tidak diberikan. Selain upah, perusahaan diharapkan memberikan uang saku dan tunjangan sewa, seperti sewa rumah dan transportasi, kerja lembur dan upah masa liburan, disamping itu juga diberikan fasilitas rekreasi, liburan, perumahan dan asrama.
3. Memahami SDM Perusahaan Jepang
Perusahaan manca negara harus memahami dan melakukan praktek-praktek SDM di Jepang guna mengambil manfaat secara maksimal. Penekanannya terletak pada pengembangan program rekruitmen bagi lulusan baru dan karyawan karier tingkat menengah. Karena tingkat persaingan yang tinggi di pasar Jepang untuk me-rekruit lulusan universitas, maka hanya perusahaan manca negara dengan komitmen besar, jelas dan berjangka panjang terhadap pasar Jepang yang akan mampu bersaing dengan perusahaan Jepang di semua bidang.
Salah satu cara untuk menghadapi prestise dan pengalaman yang diberikan oleh perusahaan Jepang kepada karyawannya adalah dengan memberikan gaji yang lebih tinggi dan kesempatan serta peluang untuk maju. Hal ini mungkin lebih efektif bagi karyawan yang lebih muda, yang terkadang mereka merasa terhambat oleh sistem yang mendasarkan senioritas dari perusahaan Jepang tradisional.
X. Sosialisasi
Hari kerja pegawai kerah putih lelaki Jepang atau biasanya di Jepang disebut Sarariman (salary man) pada umumnya lebih panjang dibanding dengan sesamanya di negara-negara lain. Sebagian besar waktu mereka digunakan untuk membina hubungan kerja yang sudah ada maupun untuk menjalin hubungan baru. Membangun hubungan yang mantap dan berjangka panjang, baik di dalam maupun di luar perusahaan, merupakan salah satu unsur penting menuju keberhasilan.
Untuk mempererat hubungan pribadi antara manager dengan bawahannya, biasanya diadakan acara minum-minum setelah jam kerja. Pesta-pesta biasanya diadakan seperti pesta tahun baru atau peristiwa khusus lainnya. Piknik perusahaan ke tempat-tempat peristirahatan atau bahkan ke luar negeri merupakan cara untuk mempererat hubungan di tempat kerja.
Para pengusaha Jepang juga banyak menghabiskan waktu dan uang untuk menghibur dan dihibur oleh klien, biasanya di restoran dan tempat-tempat hiburan lainnya. Waktu melakukan kunjungan bisnis di Jepang, seseorang juga harus siap untuk pergi sampai larut malam bersosialisasi dengan rekan bisnis Jepang, tentunya tanpa kehadiran isteri anda.
XI. Wanita di Tempat Kerja
Pada tahun 1986 Parlemen Jepang mengesahkan UU tentang persamaan kesempatan kerja yang bertujuan untuk menjamin kesetaraan hak bagi laki-laki dan wanita di tempat kerja. Wanita berpendidikan tinggi di Jepang yang jumlahnya semakin meningkat pada saat ini lebih memilih untuk mengembangkan karier profesional, dan ini dapat ditemukan di lembaga-lembaga industri keuangan dan jasa lainnya.
Mengingat kian meningkatnya wanita Jepang yang memilih untuk bekerja setelah melahirkan dan guna mengurangi beban yang berkaitan dengan pengasuhan anaknya, kepada karyawan wanita diberikan cuti melahirkan selama satu tahun.
Komunitas bisnis Jepang juga telah semakin terbiasa berurusan dengan para eksekutif wanita dari luar negeri. Sampai saat ini, para pelaku bisnis di Jepang belum banyak memberikan peluang kepada wanita untuk posisi puncak. Akan tetapi dengan ekspansi industri Jepang ke luar negeri dan masuknya perusahaan-perusahaan manca negara ke Jepang, maka pengalaman seperti itu menjadi lebih umum.
XII. Kesimpulan
Walaupun Jepang telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup mendasar di bidang sosial, politik dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir ini, namun peluang yang ditawarkan oleh pasar Jepang telah meningkat secara substansial. Perkembangan ini menjadikan Jepang sebagai salahsatu pasar terbesar dan paling menarik di dunia untuk sejumlah produk dan jasa.
Dalam upaya membantu para pengusaha Indonesia mengambil manfaat dari peluang-peluang dalam pasar Jepang dimaksud, kami mengajak anda untuk mengenali berbagai keunikan dan perbedaan dalam kebiasaan dan praktek bisnis di Jepang dibandingkan yang berlaku di negara-negara tujuan ekspor Indonesia lainnya. Setelah mengenalinya diharapkan kita akan lebih mampu mengatasi tantangan-tantangannya. Dalam hubungan ini perlu ditekankan pentingnya kesabaran dan keuletan, penjalinan dan pembinaan hubungan yang berkelanjutan, serta upaya-upaya nyata untuk menterjemahkan komitmen dalam menembus pasar Jepang.